PENGAMATAN EKOSISTEM SAWAH
Berbagai
simbiosis yang terjadi antara lain yaitu, simbiosis mutualisme antara jamur mikroriza
dengan tanaman disawah, kemudian simbiosis komensalisme antara laba laba dengan
padi. Serta simbiosis parasitisme antara tikus dengan padi.
Interaksi yang terjadi dalam
ekosistem sawah sagat beragam. Dimulai dari interaksi netral antara capung
dengan ular. Kemudian interaksi predasi yaitu interaksi antara predator dengan
mangsanya. Contohnya seperti ular dengan tikus, katak dengan belalang, dan
lain-lain. Selian itu terdapat juga interaksi kompetisi yaitu perebutan suatu
kepentingan yang sama dalam kehidupan, seperti makanan,wilayah, dan lain-lain.
Contohnya yaitu antara tikus dan burung yang memperebutkan padi sebagai
makanan. Berikutnya adalah interaksi alelopati yaitu kemampuan organisme untuk
mengeluarkan zat yang berdampak mengurangi populasi organisme lain disawah.
Contohnya terdapat pada interaksi antara tumput dengan padi. Disini, rumput
dianggap merugikan karena mengganggu kehidupan tanaman utama yaitu padi. Dan
interkasi yang terakhir yaitu antibiosis, yaitu kemampuan menghambat atau
mematikan organisme lain. Interkasi ini tidak banyak terjadi atau terlihat
disawah, karena interaksi ini banyak terjadi pada antar mikroorganisme.
Selain simbiosis dan interaksi,
dalam ekosistem sawah terjadi pula berbagai bentuk aliran energi. Dan jika
diamati, aliran energi tersebut sejalan dengan rantai makanan atau jaring-jaring
makanan yang terjadi. Karena memang cara makhluk hidup untuk mendapatkan energi
adalah dengan cara makan. Bentuk aliran yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. awalnya
energi berasal dari sumber energi utama yaitu matahari
b. kemudian,
energi matahari dimanfaatkan oleh berbagai makhluk hidup untuk kebutuhan
hidupnya, namun yang terlihat sangat memanfaatkan energi matahari adalah
tumbuhan padi (produsen). Karena dengan energi mataharilah tumbuhan padi dapat
berfotosintesis (membuat makanannya sendiri).
c. Lalu
energi yang sudah dibuat oleh tumbuhan tersebut, akan mengalir atau berpindah
ke organisme lain dengan cara organisme belalang, tikus, burung tersebut
(konsumen tingkat 1) memakan padi (sebagai produsen).
d. Dan
energi dari organisme pemakan tumbuhan (konsumen tingkat 1) itu akan kembali
berpindah pada organisme lain yaitu
konsumen tingkat 2 (katak,ular,kadal,elang)
e. Energi
tersebut akan terus berputar, berpindah dan mengalir meskipun organisme
tersebut sudah mati. Karena, ketika semua organisme itu mati, energi yang
dimilikinya juga akan akan berpindah kepada organisme lain yaitu pengurai atau
dekomposer (bakteri dan jamur).
Energi akan terus berpindah, dan
karena itulah terjadi aliran energi. Lalu, bagaimanakah energi sehingga dapat
digunakan? Apakah bentuk energi selalu sama? Baiklah, energi dapat digunakan
oleh semua makhluk hidup dengan cara mengubahnya. Ya, setiap makhluk hidup
diberi kemampuan untuk merubah energi yang didapatnya sehingga dapat digunakan
oleh tubuhnya. Contohnya adalah pada tumbuhan padi yang memiliki kemampuan
mengubah energi panas dari matahari menjadi zat makanan yaitu berupa energi
kimia. Lalu herbivor (konsumen tingkat 1) mengubah energi tumbuhan tersebut
menjadi energi kimia sehingga ia dapat menjalankan kehidupan. Dan terus terjadi
sampai dekomposer.
Namun, yang harus ditekankan dan
diingat adalah, pada setiap suatu energi diubah dan berpindah, energi tersebut
tidaklah utuh melainkan berkurang. Karena energi yang akan diterima oleh
organisme (konsumen tingkat 1) hanyalah sejumlah 10% dari energi yang dimiliki padi
(produsen). kebanyakan energi berkurang karena energi tersebut berubah menjadi
panas saat digunakan berpindah. Jadi, penerima energi yang terakhir
(karnivor-pengurai) adalah kelompok makhluk hidup yang mendapat aliran energi
paling sedikit.
Hubungan antar abiotik dengan
abiotik ini tentu mempengaruhi keberlangsungan kehidupan sekitar. Contohnya
pada ekosistem sawah, saat ini sering terjadi penggunaan insektisida pada
tanaman. Bahan ini dapat mengakibatkan serangga yang berperan sebagai konsumen
tingkat satu ini mati. Padahal serangga merupakan salah satu penghubung dalam rantai
makanan maupun aliran energi, Seliain itu, terdapat contoh lainnya yaitu antara
tikus sawah yang dianggap sebagai parasit sekalian predator oleh para petani,
sehingga para petani membasmi tikus disawah. Hal-hal ini dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan pada lingkungan, karena tikus (sebagai konsumen tingkat 1)
tidak dapat mengalirkan energinya pada organisme selanjutnya. Dan Akibat yang
terjadi dari pemusnahan serangga dan tikus ini menyebabkan kepunahan-kepunahan
selanjutnya (kepunahan para predator) karena sumber makanan predator telah
berkurang.
Kepunahan-kepunahan serta pencemaran ini tentu tidak
diharapkan. Maka seharusnya ada pemikiran lain untuk menggunakan cara yang
lebih baik untuk meningkatkan hasil pertanian disawah. Misalnya, dengan tidak
menggunakan insektisida pada serangga yang berlebihan, dan menggunakan cara
lain yaitu dengan membiarkan katak hidup sehingga membantu mengurangi jumlah
serangga, tidak membasmi tikus secara berlebihan dan membiarkan ular dan elang
tetap hidup disawah, dan lain-lain. Hal-hal tersebut perlu dilakukan agar
aliran energi dan rantai makanan tidak terputus serta keseimbangan lingkungan
ekosistem sawah tetap terjaga dan berlangsung dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar