Jumat, 02 Oktober 2015

biografi Damhuri Muhammad



BIOGRAFI DAMHURI MUHAMMAD”
(Penulis Cerpen Juru Masak)






             Damhuri Muhammad lahir di Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat. Damhuri Muhammad lahir pada tanggal 1 Juli 1974. Beliau adalah seorang sastrawan dan penulis Indonesia. Damhuri Muhammad menyelesaikan studi Bahasa dan Sastra Arab di Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol, Padang pada tahun 1997 dan Pasca Sarjana Filsafat di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2001. Damhuri aktif menulis cerita pendek (cerpen), esai sastra, esai seni, dan kritik buku di sejumlah media nasional seperti Kompas, Seputar Indonesia, Suara Pembaruan, Republika, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, majalah GATRA, ESQUIRE, tabloid NOVA, Majalah TEMPO, dan lain-lain.

            Damhuri bersama E.S. Ito, Raudal Tanjung Banua, Riki Dhamparan Putra, Indrian Koto, Dewi Sartika, dan beberapa sastrawan muda lainnya merupakan generasi muda sastrawan Indonesia asal Minangkabau yang tumbuh besar di luar Sumatera Barat. Oleh karena itu  salah Satu ciri khas dari cerpen-cerpen beliau adalah memiliki sentuhan budaya daerah Sumatera Barat terutama suku Minang yang kental, yang menjadikan cerpen-cerpennya begitu hidup.
                Karya fiksinya yang sudah terbit antara lain yaitu Laras, tubuhku bukan milikku (2005), Lidah Sembilu (2006), Cinta di Atas Perahu Cadik (2008), Juru Masak (2009),dan lain-lain. Cerpennya Ratap Gadis Suayan, Bigau, dan Orang-orang Larenjang terpilih dalam buku cerpen pilihan Kompas, pada tahun pemilihan yang berbeda-beda. Buku esai sastra terkininya; Darah-daging Sastra Indonesia (2010).
            Sejak 2011 ia berkhidmat sebagai anggota komite penjurian Lomba Penulisan Buku Pengayaan Kurikulum di Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) KEMDIKBUD RI. Pada 2008 dan 2013 ia menjadi Ketua Tim Juri Khatulistiwa Literary Award (KLA)--peristiwa penghargaan sastra paling berpengaruh di Indonesia. Maret 2014, ia terpilih sebagai salah satu steering board (Dewan Pengarah)  Asean Literary Festival (Festival Sastra Asia Tenggara), yang dihadiri oleh perwakilan 15 negara, dan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sehari-hari ia bekerja sebagai redaktur sastra di harian Media Indonesia, di Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar