Kamis, 04 Desember 2014

teori pembentukan muka bumi


 
TEORI PEMBENTUKAN MUKA BUMI
        1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
            Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.
            Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnyamengerut. Zatyang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya berbeda bentuk. Ia menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila dalamnya kering maka kulit apel akan mengerut.
            Teori ini mengemukakan bahwa permukaan bumi tidak rata dikarenakan bagian bawahnya mengalami pendinginan secara drastis, sehingga permukaan bumi mengkerut. Terhadap teori ini timbul berbagai kritik, misalnya pandangan bahwa bumi tidak akan mengalami pendinginan secara drastis karena terdapat banyak unsur radioaktif, reaksi antar unsur penyusun batuan, pergeseran kerak bumi dan rotasi bumi yang selalu menghasilkan panas.
            Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
            Pendapat ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi masih terdapat unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan

             2. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
            Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener  pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangea.. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah menjadi 2 benua besar yaitu Laurasia dan Gondwana dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut
v  Bukti bukti tentang adanya super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu didukung oleh fakta fakta sebagai berikut:
a.       Kecocokan / kesamaan Garis Pantai
Adanya kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan garis pantai benua Afrika bagian barat. Kedua garis pantai ini apabila dicocokan atau dihimpitkan satu dengan lainnya akan berhimpit.
b.      Persebaran Fosil
Diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua :
Ø  Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
Ø  Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
Ø  Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
Ø  Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.
c.       Kesamaan Jenis Batuan
Jalur pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah timur laut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai New Foundlands. Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga dijumpai di British Island dan Scandinavia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan/ pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus.

3.    Teori Laurasia dan Gondwana (Laurasia-Gondwana Theory)
                        Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
                        Muka Bumi selalu mengalmai perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan adanya pergerakan/pergeseran daratan(benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua besar (supercontinent) yang oleh Eduard Suess diberi nama Laurasia (dibagian utara) dan Gondwana Land (dibagan selatan). Adapun lautan besarnya bernama ekuator. Rotasi Bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat.  
                        Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884 dan Frank B. Taylor (1910).

    4. Teori Arus Konveksi (Convection Theory)
       Teori ini dikemukakan oleh Harry Hess (1923). Teori ini menyatakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer  yang agak kental. Aliran konveksi yg merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam tersebut mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.   
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam selubung bumi (astenosfer) yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya (kerak bumi). Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Penyebab dari aliran konveksi ini diduga sebagai akibat perbedaan densitas di lapisan atas dan bawah dalam astenosfer.
Bukti  dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

5.       Teori Lempeng Tektonik
            Teori ini dikemukakan oleh Mc. Kenzie & Robert Parker. Merupakan penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya.Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi & litosfer  yang mengapung di atas astenosfer  dianggap  satu lempeng yang saling berhubungan. 
       Aliran arus konveksi yang keluar  dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan bagian lainnya akan masuk kembali ke dalam & bercampur dengan   materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan yg ditandai dgn adanya palung laut & pulau vulkanis. 
Pada saat ini di permukaan bumi terdapat 6 lempeng utama, yaitu :
a.     Lempeng Eurasia, wilayahnya meliput Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
b. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan,dan setengah bagian barat Lautan Atlantik. 
c.   Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan barat laut Lautan Hindia. 
d.        Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik. 
e.         Lempeng Indo-Australia, wilayanhnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta sub kontinen India dan Australia bagian barat. 
f.          Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar