TEORI PEMBENTUKAN MUKA
BUMI
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori ini dikemukakan
kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa
bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses
pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung,
lembah, dan dataran.
Menurut
teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnyamengerut. Zatyang
berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan
tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah
lainnya berbeda bentuk. Ia menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila
dalamnya kering maka kulit apel akan mengerut.
Teori
ini mengemukakan bahwa permukaan bumi tidak rata dikarenakan bagian bawahnya
mengalami pendinginan secara drastis, sehingga permukaan bumi mengkerut.
Terhadap teori ini timbul berbagai kritik, misalnya pandangan bahwa bumi tidak
akan mengalami pendinginan secara drastis karena terdapat banyak unsur
radioaktif, reaksi antar unsur penyusun batuan, pergeseran kerak bumi dan
rotasi bumi yang selalu menghasilkan panas.
Teori Kontraksi
didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya
berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan
pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut
membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
Pendapat
ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan
dan lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi
masih terdapat unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan
2. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori pengapungan benua
dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada
awalnya di bumi hanya ada satu benua yang dikenal sebagai super-kontinen
yang bernama Pangea.. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah menjadi 2
benua besar yaitu Laurasia dan Gondwana dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan
dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua
tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh
bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika
Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah
tersebut
v Bukti bukti
tentang adanya super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu didukung
oleh fakta fakta sebagai berikut:
a. Kecocokan / kesamaan Garis Pantai
Adanya
kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan
garis pantai benua Afrika bagian barat. Kedua garis pantai ini apabila
dicocokan atau dihimpitkan satu dengan lainnya akan berhimpit.
b. Persebaran Fosil
Diketemukannya
fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan
terpisah di beberapa benua :
Ø Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang
lalu dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
Ø Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan
sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika
Selatan dan benua Afrika.
Ø Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta
tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
Ø Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu,
dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan
Antartika.
c. Kesamaan Jenis Batuan
Jalur
pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara dengan
sebaran berarah timur laut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai New
Foundlands. Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga
dijumpai di British Island dan Scandinavia. Kedua pegunungan tersebut apabila
diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan/ pengapungan, kedua
pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus.
3. Teori Laurasia dan
Gondwana (Laurasia-Gondwana
Theory)
Teori ini menyatakan
bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu
Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.
Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga
pada akhirnya Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
Muka Bumi selalu mengalmai perubahan atau
perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan
adanya pergerakan/pergeseran daratan(benua). Jika dirunut pada sejarah masa
lalu, sebenarnya benua-benua besar (supercontinent) yang oleh Eduard Suess
diberi nama Laurasia (dibagian utara) dan Gondwana Land (dibagan selatan).
Adapun lautan besarnya bernama ekuator. Rotasi Bumi membuat sebagian benua
terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat.
Teori Laurasia-Gondwana
kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884 dan Frank B. Taylor (1910).
4. Teori Arus Konveksi (Convection
Theory)
Teori ini dikemukakan
oleh Harry Hess (1923). Teori ini menyatakan bahwa terjadi aliran konveksi ke
arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran konveksi yg merambat ke dalam kerak bumi
menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam
tersebut mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H.
Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di
dalam selubung bumi (astenosfer) yang masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya (kerak
bumi). Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan
bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku
membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan
kulit bumi yang lebih tua. Penyebab dari aliran konveksi ini diduga sebagai
akibat perbedaan densitas di lapisan atas dan bawah dalam astenosfer.
Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid
oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di
permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan
semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya,
terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
5.
Teori Lempeng Tektonik
Teori ini dikemukakan oleh Mc. Kenzie & Robert
Parker. Merupakan penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya.Teori ini
menyatakan bahwa kerak bumi & litosfer yang mengapung di atas
astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan.
Aliran arus konveksi yang keluar
dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan bagian lainnya akan
masuk kembali ke dalam & bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat
masuknya materi tersebut merupakan patahan yg ditandai dgn adanya palung laut
& pulau vulkanis.
Pada saat ini di
permukaan bumi terdapat 6 lempeng utama, yaitu :
a. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliput Eropa, Asia, dan daerah
pinggirannya termasuk Indonesia.
b. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika
Selatan,dan setengah
bagian barat Lautan Atlantik.
c. Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian
timur Lautan Atlantik, dan barat laut Lautan Hindia.
d.
Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di
Lautan Pasifik.
e.
Lempeng Indo-Australia, wilayanhnya meliputi lempeng Lautan
Hindia serta sub kontinen India dan Australia bagian barat.
f.
Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan
lempeng Lautan Antartika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar