“PROSEDUR KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM”
1.
Syarat Laboratorium yang Baik
Ruangan
laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari
kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan,
kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran,
petugas medis), dll.
Ruangan
laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk
udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya
harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi
laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada
posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
Ruangan
laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan
percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila
perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya
semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu.
Alat
keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama
kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti
pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup
parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara
penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.
Laboratorium
harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua
pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus
ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan
ledakan bila bereaksi.
2. Tata Tertib
Keselamatan Kerja
v Aturan umum
dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
- Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
- Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
- Dilarang Membuat dan menyalakan api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran tanpa ijin pelaksana / pengawas
- Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
- Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
- Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
- Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
- Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
- Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.
- Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
- Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
- Buanglah sampah pada tempatnya.
- Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.
- Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
- Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
- Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
- Biasakan membawa peralatan dari kaca dengan sikap vertikal dengan menggunakan kedua tangan, dan jangan dijinjing.
- Gunakan pipet isap atau tekan karet dengan pijitan.
- Jangan menengok isi tabung reaksi dari arah lubang, terutama ketika atau selesai dipanaskan.
- Jangan menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang atau setelah dipanaskan ke arah tubuh orang lain.
- Perhatikan penggunaan alat yang terbuat dari kaca dalam kegiatan pemanasan. Kaca yang tahan panas adalah pyrex.
- Pahami secara betul dalam memperlakukan bahan-bahan terutama bahan kimia.
- Jangan meletakkan botol yang berisi bahan kimia langsung terkena sinar matahari.
- Alat yang berputar kuat letakkan pada tempat yang kokoh.
26. Jagalah
agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian.
27. Hindarilah
dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan tangan
sampai bau tercium.
28. Berhati-hatilah
bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan
mudah terbakar.
29. Menggunakan
kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh
wajah.
30. Bagi
yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia yang
masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk
dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat
dicuci.
31. Menggunakan
sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja menggunakan sarung
tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama dalam merangkai alat.
32. Selama
bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus
dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada
baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur dan berhati
bila telah terkontaminasi.
33. Jangan
memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat wajah dan tubuh
sendiri ataupun orang lain.
34. Jangan
mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
35. Berhati-hati
terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan pernah menambah
air ke asam atau basa pekat.
36. Bahan-bahan
yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari asam dan
menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor,
brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat berasap, larutan amonia
pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
37. Bahan-bahan
kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol stok dan
jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan
organik. Untuk
bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing.
38. Jangan pernah memanaskan cairan organik
meskipun sedikit atau dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas
minyak atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter
dan karbon disulfida diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan
mempunyai titik nyala yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala
api atau sumber api.
39. Jangan
memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang terbuka.
Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai
refluks atau destilasi.
Untuk semua cairan organik jangan pernah menguapkan ke udara.
40. Beberapa
pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida yang eksplosif
secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang mengandung peroksida sangat
berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu
pelarut seperti ini tidak boleh diuapkan atau didestilasi.
3.
Alat
Keselamatan Kerja
Di dalam ruang laboratorium harus
sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan
atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Dan seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja
di laboratorium sebagai sarana “research and development”-pun juga semakin
berkembang. Artinya kita harus semakin hati-hati bekerja di laboratorium,
termasuk selalu memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang
bekerja di laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para
pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Laboratorium
yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang memadai
untuk dapat melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
1. Fasilitas
alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium antara lain :
a.
Fire extinguisher
b.
Hidrant
c.
Eye washer
d.
Water shower
2. Sedang peralatan darurat dan
pendukung yang harus tersedia di laboratorium antara lain:
a. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)
b. Tandu
c. Spill Kits
d. Pakaian pelindung and
Respirators
e. Peralatan dekontaminasi
f. Disinfektan and peralatan
pembersih
g. Peralatan lain (palu, obeng, tali,
dll)
h. Pita demarkasi, tanda
peringatan,dll.
v
Untuk kotak
P3K bisa dilengkapi dengan :
a. Obat luar
-Salep
levertran (untuk luka bakar)
- Revanol
-
Betadin
- Handyplash
- Handyplash
b. Obat ringan
-
Obat-obat anti histamin
-
Norit
c. Plester Pembalut Ukuran kecil,
sedang, besar
d. Kapas, kasa steril
4.
BAHAN
KIMIA DI LABORATORIUM
A.
HARMFUL
Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, luka bakar
pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit,
dihirup atau ditelan. Contoh: NaOH, C6H5OH, Cl2
B.
TOXIC
Bahan kimia bersifat racun, dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit. Contoh: CCl4,
H2S, C6H6
C.
CORROSIVE
Bahan kimia bersifat korosif,
dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Contoh: H2SO4,
HNO3, HCl
D.
FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah
menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga
api. Misal C2H5OC2H5,
CS2, C2H2
E.
EXPLOSIVE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas,
percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3
F.
OXIDISING
Bahan kimia
bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7
G.
NATURE POLLUTING
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi
satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar